3 Fakta Ilmiah yang Mematahkan Mitos Air Alkali
Air,
air alkali,
Alkali,
berita,
healthy,
iklan,
kabar,
Kangen,
Kangen water,
kesehatan,
news,
promo,
sehat,
sesat
Salah satu produk air alkali, Kangen Water, tengah jadi perbincangan. Klaim bahwa air dengan pH tinggi semacam ini bisa punya banyak manfaatnya, terpatahkan oleh sejumlah fakta ilmiah.
Faktanya, makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna secara kimiawi di lambung. Organ ini menghasilkan HCl atau asam klorida, asam kuat dengan pH (kadar keasaman) sekitar 2 dan pastinya akan menetralkan sifat basa atau alkali.
Namun, beberapa enzim pencernaan seperti lipase dan amilase tidak bekerja dalam suasana asam. Karenanya begitu mencapai usus, sari-sari makanan akan dinetralkan kembali oleh NaHCO3 atau natrium bikarbonat yang berfungsi sebagai buffer atau penyangga. Senyawa ini menyeimbangkan sifat asam maupun basa yang terlalu kuat.
Itu baru di saluran cerna. Selebihnya, tubuh juga memiliki mekanisme pengaturan pH darah yang disebut hemodinamika. Mekanisme ini melibatkan banyak sekali organ, yang tentunya tidak begitu saja bisa diintervensi hanya dengan air alkali.
Baca juga: Komentari Kangen Water, Kepala BBPOM DKI Jakarta: Infonya Menyesatkan
Beberapa mekanisme pengaturan pH yang dimiliki tubuh adalah sebagai berikut:
1. Lewat ginjal
Pernah terpikir kenapa pipis mengeluarkan bau tidak sedap? Itu adalah bau amonia (NH3). Senyawa ini dikeluarkan salah satunya untuk membuang kelebihan asam di dalam darah. Sebagian besar pengaturan pH darah terjadi lewat mekanisme ini.
2. Lewat paru-paru
Saat bernapas, paru-paru mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang disebut juga zat asam arang. Paru-paru akan menghasilkan lebih banyak CO2 ketika keasaman tubuh meningkat, karena sebagian dari kelebihan asam di darah akan dilepas lewat udara pernapasan.
3. Lewat pencernaan
Sistem pencernaan memiliki pankreas yang menghasilkan natrium bikarbonat (NaHCO3), senyawa alkali yang berfungsi menetralkan sari-sari makanan setelah bercampur dengan asam klorida (HCl) di lambung. NaHCO3 berfungsi sebagai pH buffer karena enzim-enzim pencernaan tidak berfungsi dengan baik dalam suasana terlalu asam.
Foto: Thinkstock/infografis
Namun, beberapa enzim pencernaan seperti lipase dan amilase tidak bekerja dalam suasana asam. Karenanya begitu mencapai usus, sari-sari makanan akan dinetralkan kembali oleh NaHCO3 atau natrium bikarbonat yang berfungsi sebagai buffer atau penyangga. Senyawa ini menyeimbangkan sifat asam maupun basa yang terlalu kuat.
Itu baru di saluran cerna. Selebihnya, tubuh juga memiliki mekanisme pengaturan pH darah yang disebut hemodinamika. Mekanisme ini melibatkan banyak sekali organ, yang tentunya tidak begitu saja bisa diintervensi hanya dengan air alkali.
Baca juga: Komentari Kangen Water, Kepala BBPOM DKI Jakarta: Infonya Menyesatkan
Beberapa mekanisme pengaturan pH yang dimiliki tubuh adalah sebagai berikut:
1. Lewat ginjal
Pernah terpikir kenapa pipis mengeluarkan bau tidak sedap? Itu adalah bau amonia (NH3). Senyawa ini dikeluarkan salah satunya untuk membuang kelebihan asam di dalam darah. Sebagian besar pengaturan pH darah terjadi lewat mekanisme ini.
Foto: Ilustrasi/thinkstock
|
Saat bernapas, paru-paru mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang disebut juga zat asam arang. Paru-paru akan menghasilkan lebih banyak CO2 ketika keasaman tubuh meningkat, karena sebagian dari kelebihan asam di darah akan dilepas lewat udara pernapasan.
Foto: thinkstock
|
Sistem pencernaan memiliki pankreas yang menghasilkan natrium bikarbonat (NaHCO3), senyawa alkali yang berfungsi menetralkan sari-sari makanan setelah bercampur dengan asam klorida (HCl) di lambung. NaHCO3 berfungsi sebagai pH buffer karena enzim-enzim pencernaan tidak berfungsi dengan baik dalam suasana terlalu asam.
Foto: ilustrasi/thinkstock
|